Pasti ada yang merasa heran, jika membaca judul tulisan ini, perasaan
betanya-tanya akan muncul dibenak, “mengapa Al-Qur’an mau disamakan seperti HP,
kan keduanya berbeda??”. Kalau ada yang berpikiran seperti itu, maka lewat
tulisan ini pula, saya akan meluruskannya, semoga kita semua terhindar dari
kekeliruan, dan akan dituntun ke jalan yang benar.
Selasa pagi, 24 Maret 2015 pukul 06.00
WIT, merupakan pagi yang cerah di wilayah Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat,
Provinsi Maluku Utara, deringan nada Join
Hangout dari aplikasi BBM di Handphone Android
Samsung Galaxy Chat GT B5330 milik anak rantau, yang saat ini sudah 6 bulan
bekerja sebagai Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3),
Program dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora RI).
Nada pemberitahuan dari Hp tersebut, mampu membuatku bergegas untuk bangkit dari
tempat tidur, walaupun sedari tadi saya telah bangun, untuk menjalankan ibadah
yang merupakan kewajiban kita sebagai umat Islam. Namun, karena rasa lelah dan kantuk
yang masih hinggap dalam diri, membuatku lebih memilih untuk kembali ke tempat
tidur, daripada menyelipkan sejenak waktu, untuk membaca Al-Qur’an. Ya benar,
Kitab Suci yang berisikan Firman Allah SWT, akan tetapi saya masih
memperlakukannya sebagai pajangan dalam kamar Kos-kosan, sekedar simbol kalau
penghuninya beragama Islam, dan membiarkannya berselimut debu. Hmm, Kitabullah
yang sudah lama tidak pernah lagi ku baca.
Setelah mengecek semua chat yang masuk di BBM, ternyata itu
hanyalah pesan Broadcast yang
biasanya disimbolkan dengan huruf BC,
artinya adalah para pengguna Blackberry Messenger,
mengirimkan pesan siaran ke beberapa teman. Biasanya BC berisikan pesan umum
untuk menyebarkan nomor Pin kepada teman-teman lain, agar penggunaan aktivitas
ber BBM-an terasa lebih asik, seperti “Invite Arul cowok ganteng/atau Dita cewek
cantik manis dan imut, ingin berkenalan dan mencari jodoh, invite pin
64AW5……..XXX”. Bukan hanya membagikan Pin, melalui Broadcast,
pesan yang disebarkan beraneka ragam, ada yang mengirimi tulisan narsis,
alay bahkan ada yang bersifat mengancam. Nah kalau yang terakhir ini biasanya
mereka menulis kalimat “kalau tidak
disebarkan, maka anda akan menanggung dosa, dan ibadahmu tidak akan diterima
selama 40 hari, atau anda akan mengalami kesialan, serta akan mengalami
musibah, di dunia dan di Akhirat”. Jujur ya,, kalau membaca BC sejenis itu,
saya malah tertawa, karena manusia sekarang sifatnya sudah seperti Tuhan, bisa
menentukan takdir yang baik dan buruk, (bisa-bisa nanti, Tuhan sudah punya
saingan dong..!!). Sebenarnya, untuk melakukan Dakwah tidak harus memberikan
catatan berupa ancaman seperti itu, cukup dengan menyampaikan ajakan yang baik,
setelah itu mengenai orang yang membacanya bisa berubah atau tidak, itu sudah
menjadi urusan mereka kepada Allah SWT, kewajiban kita hanya sebatas
menyampaikan. Maklum, saya menyampaikan seperti ini, karena latar belakang saya
merupakan alumni dari Fakultas Dakwah di IAIN Datokarama Palu.
Tapi, ada yang berbeda dengan isi pesan
BC yang saya baca pada pagi itu. Isinya begitu menggugah hati, sampai-sampai
mata saya yang tadinya redup seperti lampu 5 watt, kini berubah menjadi lampu
pijar, seakan lebih antusias dalam membacanya. Satu demi satu kalimat
didalamnya, ku baca dengan perlahan dan seksama, hingga ke ujung tulisannya,
dan akhirnya kesimpulan yang kudapatkan adalah, selama ini kita semua lebih mengedepankan
perhatian kita, kepada benda elektronik yang dapat memudahkan kita untuk
bertukaran informasi pesan atau telpon, daripada mengedepankan Al-Qur’an
sebagai pedoman kita sebagai umat Islam, yang nantitnya menjadi penolong kita
di dunia dan di Akhirat nanti.
Pesan BC yang disebarkan oleh salah satu
teman saya, Isinya kurang lebih seperti ini;
“Pernahkah kamu berpikir, andai kita
memperlakukan Al-Qur’an seperti halnya HP kita saat ini?, lihat, kita selalu
membawa Hp kemanapun kita pergi, disimpan dalam tas maupun dalam saku. Kita
akan merasa bersalah, jika terburu-buru dalam perjalanan, kita mulai teringat
bahwa HP tertinggal di rumah, dan pasti akan merelakan waktu kembali ke rumah,
untuk mengambilnya. Tapi, Al-Qur’an tidak menjadi barang bawaan kemanapun kita
bepergian, dan sering kali kita akan cuek, kalau Al-Qur’an ketinggalan di
rumah.
Kita selalu membawa Hp, dan sudah tidak
terhitung lagi, berapa kalikah dalam sehari, anda membukanya, baik sekedar
membaca pesan, mengecek pemberitahuan status di Facebook jika ada yang
memberikan komentar atau hanya sekedar like, atau berbagi foto narsis di BBM
maupun Instagram, serta sekedar Share, obrolan, candaan dan gossip di Twitter, Path, Line, dsb. Tapi, pernahkan
dalam sehari saja kita meluangkan waktu, untuk membaca Al-Qur’an,,??, atau
sekedar menyimak kandungan dari salah satu ayat-ayatnya?
Dalam kehidupan sehari-hari, HP menjadi
sahabat karib kita, tapi apakah Al-Qur’an telah menjadi sahabat atau
pajangan..??, kita selalu memperlakukan HP,
seolah-olah kita tidak bisa hidup tanpanya, karena begitu pentinganya sebuah
Hp, tentu yang dibaca sebelum tidur
adalah obrolan sosial media didalamnya, bahkan bangun tidur pun, secara spontan
kita langsung mencari Hp, sekedar melihat aktivitas dari teman-teman lain atau
mengecek pesan masuk walaupun sekedar mengucapkan, selamat pagi.
Kalau peran Hp saja membuat kita merasa
tidak bisa hidup tanpanya, maka sudah seharusnya lagi, kita tidak bisa hidup tanpa Al-Qur’an!!!, sudah saatnya kita menjadikannya
sebagai prioritas, menjadi hadiah terindah yang kita berikan kepada anak-anak,
atau menjadikannya sebagai kebutuhan hidup, seperti contoh status berikut,
“Qur’an Is My Best Friend”,
Mungkin, hanya ada 7%
yang akan menyebarkan pesan ini, maka jadilah salah satu dari mereka dan
menyebarkan pesan ini. Janganlah menjadi bagian dari 93% yang enggan
menyebarkan pesan ini,, mari kita mengajak agar orang-orang membaca Al-Qur’an,
karena terbukti dalam penelitian, bahwa Al-Qur’an mengurangi menyebabnya sel
kanker ditubuh manusia bahkan menghancurkannya. Sering bersujud semakin menguatkan
ingatan dan mencegah strok.
Setan pasti berkata: “aku heran, bagaiamana bisa manusia
mengatakan mereka adalah ciptaan Allah, tapi mengabaikan perintahnya, dan
mengklaim benci kepadaku?, tapi kenyataanya mereka lebih patuh kepada
rayuanku”.
Begitulah
isi pesan BC nya, walaupun kepanjangan namun membuat saya semakin tertarik
untuk membacanya, hingga pada kalimat terakhir. Isi pesannya telah menyadarkan
saya, bahwa memang dalam hidup sehari-hari, hendaknya kita menjadikan Al-Qur’an
sebagai bacaan utama. Tidak ada salahnya pula, kita menjadikan Hp sebagai
kebutuhan hidup, Karena memang dizaman yang serba modern ini, Hp menjadi alat
untuk mengakses informasi di internet dan sosial media, informasi menjadi konsumsi yang tidak bisa ditinggalkan
oleh manusia, seperti sebuah istilah “Tidak
dapat informasi atau kekurangan
informasi pada hari ini, maka hari ini kamu dilewati selangkah oleh sainganmu”.
Akan tetapi, perhatian kita kepada HP, sebaiknya janganlah sampai
mengalahkan perhatian kita dari membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya.
Komentar
Posting Komentar